HOW ZINE HAS INVADED SKATEBOARDING SCENE IN SAMARINDA

Sluyut Medesis Fanzine



"SKATEBOARD BISA MENJADI MEDIA UNTUK BERKAWAN DAN MELAWAN, TIDAK HANYA UNTUK MENGHASILAN MATERI DAN UANG"
[word.okkynanda / pics.okkynanda / november 2018]




Berbicara tentang perkembangan zine hingga hari ini, tidak terlepas dari peran berkembangnya teknologi. Sebelum memasuki tahun 1970, penerbitan zine masih bergantung pada teknologi mesin cetak. Dalam konteks tahun tersebut, mesin cetak masih menjadi teknologi yang terbilang tidak murah dan terbatas.Tahun 1970 menjadi Zine punk pertama di tahun 1976 menjadi debut Ramones, di mana Maximum Rock n Roll menjajakan eksistensi di dunia radio, yang berujung menjadikan zine sebagai salah satu platform media mereka. Jika kita ikuti hingga perkembangan zine hingga detik ini, industri zine semakin ‘wangi’ dengan sentuhan-sentuhan personal kontributornya, yang tercermin di majalah-majalah kecil. Di sisi lain, tumbuh kategori yang bersikulasi lebih luas dan dikelola secara profesional. Kedua ‘anutan’ zine ini tetap menjaga semangat awal kelahirannya sebagai media alternatif. Hal ini menjadi tetap dan penting.

Di Samarinda, tidak banyak referensi zine yang saya tahu di kota ini. Namun, memori membawa saya ketika masih SMU, saya mendapati zine punk di salah satu toko pakaian (yang juga cikal bakal melahirkan scene skateboard di Samarinda). Di sana saya menemukan pembahasan tentang penolakan tambang, punk culture dikupas habis, dan juga tren Do-It-Yourself (DIY) yang pada waktu itu lagi gencar-gencarnya. Tidak lupa jadwal gigs demi gigs punk street yang selalu dilengkapi dengan pembagian zine gratis. Pada waktu itu dibenak saya masih menganggap hal-hal yang dibahas dalam zine sebagai anomali, yang sering ditemui dalam dunia musik dan komunitas. Mungkin karena pengetahuan tentang scene punk pada waktu itu juga belum saya observasi, sehingga pemahaman tentang akar scene tersebut pun belum ada.

Jujur, sekarang saya jadi menyesal tidak mencoba merekam -baik secara ingatan maupun dokumentasi, informasi dari zine-zine dulu sebagai pengetahuan pribadi. Di scene skateboard, ada majalah ‘Happen’ yang terbit setiap bulannya. Terbitnya majalah happen berperan besar di dunia skateboarding Samarinda. Satu hal yang paling terlihat adalah, dengan memungkinkannya teman-teman skateboarder samarinda got highlighted there, ini menjadi kesempatan untuk membuka jalan memperluas koneksi pertemanan di luar pulau. Betapa sedihnya saya ketika mendengar Happen Magazine tidak meneruskan cetakan fisik. I don’t really know what happen there (pun intended), tapi saya merindukan waktu-waktu menunggu dan menebak-nebak siapa yang akan menjadi highlight di info rubrik “Happen What” tiap bulannya.

CMIIW, Di Samarinda sendiri belum ada media khusus yang membahas skate sebagai tema utamanya. Terlebih dalam bentuk media fisik. Di saat penikmat lebih suka menonton daripada membaca, mungkin Obyan “Bawang” adalah orang yang berani memberikan pengaruh dengan menghadirkan media tersebut di era saat ini. Berawal dari perbincangan kami dan beberapa teman lainnya setelah skating di behempas, ide tentang zine ini ia simak, pahami, dan realisasikan 3 hari setelahnya: Sluyut Zine vol. 1. Damn, man!


Ide tentang menelurkan media fisik sebagai platform untuk menuangkan ide bukan tidak pernah hadir dibenak saya. Apa daya, saya belum merasa mampu untuk melakukannya, sehingga saya masih memilih media website dan video. Maka, dengan lahirnya 3 volume zine dari Sluyut, saya sangat bangga. Dengan bantuan teman-teman lain yang turut berkontribusi menjadikannya nyata. Secara statistik (yang masih perlu dibuktikan lagi, hehe), mungkin orang lain akan lebih prefer menonton sebuah video. Ada sedikit bentuk diskredit dari sebuah skate video, yaitu yang menontonnya belum tentu mengetahui dan paham perkembangan scene skate di Samarinda. Zine memungkinkan penikmat menikmati dengan memahami konteks (tanpa harus berbicara aneh-aneh di belakang, if you know what I mean). Dan juga, zine mengembalikan habit yang pernah hilang, yaitu membaca

FYI, media seperti ini jangan dibatasi hanya menjadi media komunitas; justru media seperti ini harusnya menjadi media untuk semua teman-teman yang menjadikan papan skateboard dalam konteks pertemanan. Dimana topi-topi idealisme di aspek lain dapat diturunkan dulu, karena pada saat memainkan papan kita sama-sama skateboarder. Tidak banyak yang dapat saya sampaikan dari hadirnya 3 volume Zine dari Sluyut: Semangat D.I.Y! Semangat menekankan kemandirian, kerjasama, menolak bergantung pada berbagai struktur tanpa mengkhawatirkan hasilnya nanti. Sampai-sampai profesionalitas makin terpinggirkan dengan etos D.I.Y, bangga dan salut untuk kontribusi kalian dalam meluangkan waktu, tenaga, pikiran, sumber daya. Mencetak dan membagikan secara gratis. Saya yakin zine ini bisa menjadi lebih besar lagi.

Harapannya, semangat kalian akan membuat pelaku lain sadar, skateboard tidak hanya untuk menghasilkan suatu materi dan uang, tetapi bisa menjadi media untuk berkontribusi dan berkawan serta melawan. 

SLUYUT'S ZINE PDF VER : CLICK FOR DOWNLOAD.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar