Well, i know that most of us must have been feeling anxious towards what is happening in the world at the moment. Dengan segala hingar bingar pandemi yang membuat hampir sebagian besar dunia hampir mengibarkan bendera putih; dengan segala keputusan sebagian besar di seluruh dunia. Bahkan beberapa daerah mencoba membatasi pergerakan sosial (social distancing). Extreme case nya otoritas mengumumkan karantina wilayah atau lockdown.
Sebagai pekerja yang aktivitas pulang kantor adalah skating, jujur, eskalasi keadaan ini berat untuk dilakukan. Bagaimana tidak? Skating biasanya dilakukan beramai-ramai sambil bersosialisasi. Meningkatnya kewaspadaan kita menjaga batas bahkan jarak; as we know if u are skateboarder, saat our fellow skateboarder got the trick kita melakukan high five. Sebelum rutinitas skateboarding, biasanya juga kita melakukan high five yang diakhiri dengan fist bum. Menurutku itu adalah sebuah keharusan; seperti keharusan seorang Harry Potter masuk ke asrama Grifindor dengan mengucapkan password 'Caput Draconis!' di tahun pertamanya agar pintu terbuka.
Beberapa minggu terakhir, terasa seperti ada yang hilang saat kamu melakukan sesuatu yang biasanya jadi rutinitas, tetapi dipaksa untuk tidak melakukan. Well, itu sedikit pengantar menuju apa yang saya tulis kali ini.
Pekan lalu saya dan teman-teman berkunjung ke salah satu private miniramp milik teman kami, Dyan, yang juga owner dari Instinct Store. It was my first time there, kami mengambil footage untuk series King Night part 3. Actually. Saat-saat ini adalah momen saya dan teman-teman yang sangat produktif; mulai dari skateboarding hingga recording footage. But, we have to admit that harus ada pembatasan dalam keadaan yang kita alami sekarang. Dalam minggu ini ada 2 video yang saya kerjakan dan salah satunya adalah King Night part 3 berlokasi di Instinct Store.
Mungkin dalam waktu dekat saya akan mencoba menuliskan tanda koma dalam video skateboarding --untuk rehat sejenak, dan berharap dapat melanjutkan koma tadi secepatnya. Stay safe everyone!
At last, I'll just have to say it: menghakimi orang lain yang tidak sepaham denganmu tidak akan menyelesaikan masalah. Embracing others despite our differences. Melakukan edukasi lebih baik, bahkan sekecil apapun itu. Bagi teman-teman yang practice social distancing, good for you! Artinya kamu mempunyai pilihan dan pengetahuan untuk bisa membatasi sosial dan membantu menurunkan penyebaran di tengah pandemi ini. Tapi, bukan jadi alasan untuk menghakimi orang lain yang BELUM BISA dan BELUM MAMPU untuk practice what you preach. Karena, banyak diantara kita yang masih berusaha menyambung hidup di tengah polemik penyebaran virus ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar